Selasa, 06 Desember 2016

Amankah Tuna Kaleng Dikomsumsi?






 Hasil gambar untuk tuna kaleng
Amankah Tuna Kaleng Dikomsumsi?
Tuna kaleng adalah salah satu sumber  protein yag mudah didapat dan praktis diolah. Tapi apakah aman jika kita sering mengkomsumsinya?
Food and Drug Administration (FDA) mendapati banyak makanan laut yang tercemar oleh merkuri termasuk ikan tuna. Dibandingkan tuna segar, tuna kaleng umumnya lebih rendah kandungan merkuriny. Hal ini karena ukuran tuna kaleng lebih kecil, sehingga akumulasi merkurinya rendah.
Apakah ini berarti kita tidak boleh mengkonsumsi tuna kaleng? Tentu tidak demikian. Sebenarnya aman aman saja kita mengkonsumsi tuna kaleng, asal tidak berlebihan.Dalam kadar yang rendah, kandungan merkuri ikan tuna kaleng tidak berdampak serius terhadap kesehatan tubuh.
Apalagi ikan tuna memiliki kandungan gizi yang bermanfaat untuk tubuh. Ikan tuna mengandung vitamin A, B6, Asam Folat dan Omega 3 dalam kadar yang cukup tinggi sehingga bagus untuk tumbuh kembang anak.

Hasil Penelitian
    
Hasil gambar untuk tuna kaleng
Lauren Sucher, juru bicara Food and Drug Administration (FDA) mengungkapkan bahwa bagi beberapa orang mungkin aman mengkonsumsi tuna kaleng setiap hari. Namun bagi sebagian lainnya, mengkonsumsi tuna kaleng setiap hari bisa mengakibatkan keracunan merkuri, meskipun dalam kadar sedikit.
Seorang peneliti dari The Environmental and Occupational Health Science Institute mengatakan tun kaleng mungkin aman jika dikonsumsi setiap hari namun merkuri yang terkandung didalamnya dapat membuat seseorang keracunan.
Sehingga dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi setiap hari, tetapi maksima dua kali seminggu dengan jumlah maksimal 300 gram. Michael Gochfeld, MD, ph.D juga menyatakan bahwa aman atau tidaknya makan tuna kaleng terlalu sering masih belum bisa dipastikan karena kandungan merkuri bisa membuat seseorang keracunan, kesemutan dan hilang keseimbangan. Tetapi hal tersebut sangat bervariasi bagi tiap individu yang mengkonsumsinya.
Leona Victoria Djajadi MND, Master Of Nutrition and Dietics dari University of Sidney menjelaskan bahwa selain rasanya yang enak, tuna juga kaya nutrisi. Baik tuna segar maupun tuna kaleng direkomendasikan untuk dikonsumsi sebanyak 150 gram, dua kali seminggu.
Jadi bisa disimpulkan bahwa tuna kaleng sebenarnya aman dengan catatan maksimal konsumsi dalam satu minggu sebanyak 300 gram.


Jenis Tuna Kaleng
Jenis ikan tuna yang umum diolah dalam bentuk kaleng adalah ikan tuna cakalang, yellowfin, albakor, dan bonito (tongkol). Bahan cair untuk mengawetkan ikan tuna juga beragam mulai minyak kedelai, minyak biji bungan matahari, minyak zaitun, minyak sayur, air garam atau air berbumbu dan air biasa.
Jenis tuna kaleng yang banyak peminatnya antara lain:
A.      Tuna Solid
  Hasil gambar untuk tuna solidHasil gambar untuk tuna solid

Biasanya disebut dengan tuna kaleng premium karena dalam kaleng berisi daging tuna yang utuh dan memenuhi seluruh kaleng. Dagingnya padat, solid, rasanya gurih. Biasanya direndam dalam minyak atau air berbumbu.

B.      Tuna Chunk

  Hasil gambar untuk tuna chunkHasil gambar untuk tuna chunk

Berada di urutan kedua setelah tuna solid. Tampilannya beruba beberapa potongan (bongkah) daging tuna dalam kaleng. Di sela – sela antara bongkahan daging tersebut diisi serpihan – serpihan kecil daging tuna.

C.      Tuna Flakes
   Hasil gambar untuk tuna flakesHasil gambar untuk tuna flakes

Yaitu berupa serpihan – serpihan daging tuna didalam kaleng. Ukuran serpihan tuna ini bervariasi, mulai sekitar 2cm hingga paling kecil setengah cm.

D.      Tuna Shredded
  Hasil gambar untuk tuna shreddedHasil gambar untuk tuna shredded

Atau biasa disebut tuna parut. Sesuai namanya, daging ikan tuna dalam kaleng berbentuk serpihan halus seperti kelapa parut. Tuna shredded ini terkadang di masukan dalam golongan tuna flakes, karena isinya masih berupa serpihan daging tuna.
Jenis tuna kaleng yang sekarang juga mulai digemari dan diolah adalah tuna kaleng yang telah diberi tambahan berbagai jenis bumbu masakan lokal, bahkan bumbu masakan manca. Seperti tuna nasi goreng, tuna rica rica, tuna bumbu bolognese dan lain lain.



Memilih, Mengolah & Menyimpan
Karena masa simpan yang lama dan penambahan bahan pengawet dalam proses pembuatan, maka cermati hal – hal berikut saat mengkonsumsi tuna kaleng:
1.       Pilih kaeng yang utuh dan bagus saat membeli. Hindari kaleng yang penyok, cacat, bocor atau mengembung. Ini bisa menjadi indikasi pembusukan bahan.
2.       Kaleng memang didesain untuk menyimpan makanan dalam jangka lama, dengan catatan kaleng belum pernah dibuka. Bila sudah dibuka, maka kaleng tidak layak lagi untuk digunakan.
3.       Buang tuna yang kalengnya masih bagus tapi saat dibuka sudah berbuih, berjamur atau berubah warna. Ini tanda makanan tidak layak konsumsi
4.       Tuna kaleng yang tidak habis diolah harus dipindahkan ke wadah yang bersih dan tertutup rapat. Setelah itu disimpan dilemari es.
5.       Cairan tuna kaleng  juga mengandung  nutrisi. Jadi jika ingin menambahkan air sebaiknya gunakan air matang dan bersih.
6.       Untuk mendapatkan rasa yang optimal saat mengolah tuna kaleng, tambahkan bahan dan bumbu segar sesuai selera.
7.       Jika akan mengolah tuna kaleng sebagai taburan saja, pilih tuna yang direndam minyak, karena lebih gurih dan tidak cepat kering.
8.       Pilih tuna kaleng rebus untuk adonan kue. Jangan lupa tiriskan ikan tuna agar air dan minyaknya tak berlebihan.
9.       Khusus untuk tuna berbumbu sebaiknya tidak dipakai buat campuran kue karena rasanya terlalu tajam. Sehingga dapat merusak rasa asli makanan.

Dikutip dari Tabloid Nyata III Mei 2016
gambar ilustrasi by google

2 komentar:

  1. benar, selain periksa kembali kaleng kemasan, jangan lupa cek kembali masa kadaluarsa yang tertera dalam kemasan

    BalasHapus