Amankah Tuna Kaleng Dikomsumsi?
Tuna kaleng
adalah salah satu sumber protein yag
mudah didapat dan praktis diolah. Tapi apakah aman jika kita sering
mengkomsumsinya?
Food and Drug
Administration (FDA) mendapati banyak makanan laut yang tercemar oleh merkuri
termasuk ikan tuna. Dibandingkan tuna segar, tuna kaleng umumnya lebih rendah
kandungan merkuriny. Hal ini karena ukuran tuna kaleng lebih kecil, sehingga
akumulasi merkurinya rendah.
Apakah ini
berarti kita tidak boleh mengkonsumsi tuna kaleng? Tentu tidak demikian.
Sebenarnya aman aman saja kita mengkonsumsi tuna kaleng, asal tidak
berlebihan.Dalam kadar yang rendah, kandungan merkuri ikan tuna kaleng tidak
berdampak serius terhadap kesehatan tubuh.
Apalagi ikan tuna
memiliki kandungan gizi yang bermanfaat untuk tubuh. Ikan tuna mengandung
vitamin A, B6, Asam Folat dan Omega 3 dalam kadar yang cukup tinggi sehingga
bagus untuk tumbuh kembang anak.
Hasil Penelitian
Lauren Sucher,
juru bicara Food and Drug Administration (FDA) mengungkapkan bahwa bagi
beberapa orang mungkin aman mengkonsumsi tuna kaleng setiap hari. Namun bagi
sebagian lainnya, mengkonsumsi tuna kaleng setiap hari bisa mengakibatkan
keracunan merkuri, meskipun dalam kadar sedikit.
Seorang peneliti
dari The Environmental and Occupational Health Science Institute mengatakan tun
kaleng mungkin aman jika dikonsumsi setiap hari namun merkuri yang terkandung
didalamnya dapat membuat seseorang keracunan.
Sehingga
dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi setiap hari, tetapi maksima dua kali
seminggu dengan jumlah maksimal 300 gram. Michael Gochfeld, MD, ph.D juga
menyatakan bahwa aman atau tidaknya makan tuna kaleng terlalu sering masih
belum bisa dipastikan karena kandungan merkuri bisa membuat seseorang
keracunan, kesemutan dan hilang keseimbangan. Tetapi hal tersebut sangat
bervariasi bagi tiap individu yang mengkonsumsinya.
Leona Victoria
Djajadi MND, Master Of Nutrition and Dietics dari University of Sidney
menjelaskan bahwa selain rasanya yang enak, tuna juga kaya nutrisi. Baik tuna
segar maupun tuna kaleng direkomendasikan untuk dikonsumsi sebanyak 150 gram,
dua kali seminggu.
Jadi bisa
disimpulkan bahwa tuna kaleng sebenarnya aman dengan catatan maksimal konsumsi
dalam satu minggu sebanyak 300 gram.
Jenis Tuna Kaleng
Jenis ikan tuna
yang umum diolah dalam bentuk kaleng adalah ikan tuna cakalang, yellowfin,
albakor, dan bonito (tongkol). Bahan cair untuk mengawetkan ikan tuna juga
beragam mulai minyak kedelai, minyak biji bungan matahari, minyak zaitun,
minyak sayur, air garam atau air berbumbu dan air biasa.
Jenis tuna kaleng
yang banyak peminatnya antara lain:
A.
Tuna
Solid
Biasanya disebut dengan tuna kaleng premium karena dalam kaleng berisi
daging tuna yang utuh dan memenuhi seluruh kaleng. Dagingnya padat, solid,
rasanya gurih. Biasanya direndam dalam minyak atau air berbumbu.
B.
Tuna
Chunk
Berada di urutan kedua setelah tuna solid. Tampilannya beruba beberapa
potongan (bongkah) daging tuna dalam kaleng. Di sela – sela antara bongkahan
daging tersebut diisi serpihan – serpihan kecil daging tuna.
C.
Tuna
Flakes
Yaitu berupa serpihan – serpihan daging tuna didalam kaleng. Ukuran
serpihan tuna ini bervariasi, mulai sekitar 2cm hingga paling kecil setengah
cm.
D.
Tuna
Shredded
Atau biasa disebut tuna parut. Sesuai namanya, daging ikan tuna dalam
kaleng berbentuk serpihan halus seperti kelapa parut. Tuna shredded ini terkadang di masukan dalam golongan tuna flakes, karena isinya masih berupa
serpihan daging tuna.
Jenis
tuna kaleng yang sekarang juga mulai digemari dan diolah adalah tuna kaleng
yang telah diberi tambahan berbagai jenis bumbu masakan lokal, bahkan bumbu
masakan manca. Seperti tuna nasi goreng, tuna rica rica, tuna bumbu bolognese
dan lain lain.
Memilih, Mengolah & Menyimpan
Karena masa
simpan yang lama dan penambahan bahan pengawet dalam proses pembuatan, maka
cermati hal – hal berikut saat mengkonsumsi tuna kaleng:
1.
Pilih
kaeng yang utuh dan bagus saat membeli. Hindari kaleng yang penyok, cacat,
bocor atau mengembung. Ini bisa menjadi indikasi pembusukan bahan.
2.
Kaleng
memang didesain untuk menyimpan makanan dalam jangka lama, dengan catatan
kaleng belum pernah dibuka. Bila sudah dibuka, maka kaleng tidak layak lagi
untuk digunakan.
3.
Buang
tuna yang kalengnya masih bagus tapi saat dibuka sudah berbuih, berjamur atau
berubah warna. Ini tanda makanan tidak layak konsumsi
4.
Tuna
kaleng yang tidak habis diolah harus dipindahkan ke wadah yang bersih dan
tertutup rapat. Setelah itu disimpan dilemari es.
5.
Cairan
tuna kaleng juga mengandung nutrisi. Jadi jika ingin menambahkan air
sebaiknya gunakan air matang dan bersih.
6.
Untuk
mendapatkan rasa yang optimal saat mengolah tuna kaleng, tambahkan bahan dan
bumbu segar sesuai selera.
7.
Jika
akan mengolah tuna kaleng sebagai taburan saja, pilih tuna yang direndam
minyak, karena lebih gurih dan tidak cepat kering.
8.
Pilih
tuna kaleng rebus untuk adonan kue. Jangan lupa tiriskan ikan tuna agar air dan
minyaknya tak berlebihan.
9.
Khusus
untuk tuna berbumbu sebaiknya tidak dipakai buat campuran kue karena rasanya
terlalu tajam. Sehingga dapat merusak rasa asli makanan.
Dikutip dari
Tabloid Nyata III Mei 2016
gambar ilustrasi by google