Selasa, 05 Mei 2020

Bahan Aromatik Khas Indonesia



Sejak dulu, nenek moyang kita telah memanfaatkan beberapa bahan untuk mmeberi aroma wangi dan sedap dalam masakan, kue dan panganan. Bahan – bahan inilah yang menjadi andalan:
1.    Kelapa
Kelapa, terutama kelapa yang diparut menjadi bahan pelengkap penting panganan tradisional. Kelapa parut diandalkan untuk memperkaya rasa, memperbaiki tekstur, serta memberi rasa gurih manis.
Kelapa parut bisa untuk campuran adonan, topping, taburan hingga balutan. Sebut saja klepon, putu ayu, kue mata roda, putu tegal, getuk hingga apem. Semuanya mengandalkan kelapa parut untuk membuat rasa makin legit.
Kelapa mengkal atau setengah tua yang biasanya digunakan. Pertama – tama kelapa dikupas, lalu diparut memanjang dan dikukus selama 15 menit. Supaya lebih gurih ditambahkan sedikit garam.

2.    Gula Merah
Terbuat dari nira kelapa dan nira tumbuhan palem. Gula merah menjadi sumber rasa manis, pemberi aroma legit, sekaligus memberi warna cokelat alami jajanan tradisional. Gula merah bisa dicampurkan adonan, untuk isian, bahan besta (balutan) hingga disiram untuk saus.
Wajik kletik, klepon, lupis kue, kue cucur hingga misro yang manis legit adalah beberapa jenis panganan yang menggunakan gula merah untuk isian, campuran adonan, besta hingga saus.

3.    Santan
Santan bisa ditambahkan dalam adonan atau disiramkan untuk saus. Penggunaan santan bisa mentah atau matang. Untuk saus atau kuah, santan dimasak dengan api kecil hingga kental.
Kue putri mandi, talam dan serabi (kuah atau tanpa kuah adalah panganan yang gurihnya bersumber pada santan.

4.    Daun Suji
Salah satu daun yang digunakan sebagai pemberi warna serta aroma adalah suji. Daun ini menghasilkan warna hijau. Suji miri pandan tapi lebih kecil dan pendek. Suji ditumbuk halus dan di beri sedikit air, lalu diperas. Air perasan inilah yang digunakan. Sari suji bisa dijadikan pewarna klepon, lapis beras, koci, getuk hingga kue putu mayang.

5.    Daun Pandan
Pandan memberi warna hijau sekaligus penambah aroma. Pandan mengeluarkan bau aromatik wangi manis segar. Tak jarang pandan dicampurkan saat memasak santan atau saus gula merah.
Irisan daun pandan bahkan sering dijadikan pembungkus makanan atau hiasan jajanan pasar. Pandan sering dipadukan dengan suji untuk mendapatkan warna hijau dan aroma yang lebih pekat.

6.    Nangka
Nangka matang menjadi salah satu bahan aromatik yang sering ditambahkan dalam beragam panganan tradisional. Cendol, wajik ketan, kolak, talam, serabi dan banyak lagi lainnya memanfaatkan angka sebagai pemberi aroma wangi.
Nangka termasuk buah yang cepat rusak. Jadi perhatikan saat memilih, mengolah dan menyimpan. Pilih nangka yang dagingnya masih keras dan tidak terlalu matang.
Cara menyimpannya, kupas nangka, buang isi, masukan dalam wadah kedap udara, masukkan dalam lemari es. Agar nangka tahan lebih lama, anda bisa merebus nangka bersama sedikit gula dan air. Setelah dingin, masukkan dalam wadah dan simpan dalam lemari es.

7.    Daun Jeruk Purut
Daun ini ditambahkan pada pembuatan panganan seperti wajik ketan, bika ambon, lapis pepe dan talam. Aroma daun jeruk purut memberi sensasi wangi segar yang kuat.
Ada trik khusus menggunakan daun jeruk agar rasa serta aromanya keluar.  Cuci daun jeruk, buah tulang luarnya, lalu iris halus. Tapi jika anda sedang terburu – buru, cukup remas atau sobek saja agar aromanya keluar maksimal.
Cara menyimpannya, bungkus daun jeruk dengan keras, lalu bungkus kertas dengan plastik dan masukkan ke kulkas.

Dikutip dari Tabloid Nyata Edisi III Februari 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar